120 Titik Banjir di Bali, Korban Tewas Tercatat 14 Orang, 562 Warga Mengungsi

 

beritakecelakaan.com – BALI – Tujuh wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Bali terdampak bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Rabu (10/9). Akibat bencana ini, sebanyak 562 warga harus mengungsi untuk mengamankan diri. Dari jumlah tersebut, 235 warga mengungsi di Kota Denpasar, sementara 327 warga berada di Kabupaten Jembrana.

Data Korban Jiwa

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat, hingga Kamis (11/9) pukul 11.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia mencapai 14 orang. Dua orang lainnya masih dalam pencarian. Sebaran korban tewas mencakup 8 orang di Kota Denpasar, 2 orang di Kabupaten Jembrana, 3 orang di Kabupaten Gianyar, dan 1 orang di Kabupaten Badung. Dua korban yang sempat hilang kini telah diidentifikasi di Denpasar.

Empat jenazah baru ditemukan di Dam atau Bendungan Tanah Kilap, Denpasar Selatan, pada Kamis (11/9). Para korban yang teridentifikasi ialah Ni Ketut Merta, Ni Nyoman Sari, Ni Wayan Werni (58), dan Tasnim (43). Tasnim diketahui sebagai pemilik ruko yang roboh di Jalan Sulawesi dan hanyut terbawa arus banjir.

Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, menjelaskan, “Sebanyak 4 jenazah ditemukan di Dam Tanah Kilap hari ini. Total korban yang teridentifikasi di Denpasar kini mencapai 8 orang.”

Korban Pedagang Pasar Kumbasari

Sebagian besar korban meninggal merupakan pedagang Pasar Kumbasari. Direktur Utama Perumda Pasar Sewakadarma, Ida Bagus Kompyang Wiranata, menyebutkan, sebelumnya terdapat 4 orang hilang dan 1 ditemukan meninggal di kawasan Taman Pancing. Namun, pendataan lanjutan menunjukkan total korban pedagang mencapai 6 orang. Lima korban telah terkonfirmasi meninggal, sedangkan satu orang lainnya masih dalam pencarian.

Identitas korban meninggal termasuk Ni Wayan Lenyod, Ni Nyoman Sari (Deloh), Ni Wayan Werni, Ketut Sari (Dadong Belong), dan Ni Ketut Merta. Korban yang masih hilang adalah Made Suwitri. Selama proses identifikasi, salah satu jenazah ditemukan membawa tas kecil berisi kartu Koperasi Simpan Pinjam atas nama Nyoman Sari. Jenazah lainnya tidak ditemukan barang identitas. Semua korban kemudian diserahkan kepada keluarga setelah identifikasi selesai di kamar jenazah.

Upaya Evakuasi dan Pencarian

Evakuasi korban dilakukan menggunakan ambulans BPBD, PMI Kota Denpasar, serta ambulans relawan. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya, menyatakan, “Empat korban yang ditemukan dibawa ke RS Prof. dr. I.G.N. Goegoes Ngurah Denpasar menggunakan berbagai jenis ambulans untuk proses identifikasi.”

Sebagian besar jenazah ditemukan di Bendungan Tanah Kilap dan aliran Sungai Taman Pancing. Sementara jenazah Rio Saputra ditemukan di Beji, Gang Anggrek, Desa Ubung. Hingga kini, lima korban masih dinyatakan hilang, yakni Farwa Husein (anak korban Tasnim), Maimunah, Suwandi, Made Suwitri, dan Ni Wayan Deloh.

Tim SAR gabungan melakukan pencarian dengan perahu kano di rawa-rawa dan perairan sekitar Benoa. Arus pencarian pertama dilakukan pukul 11.00 WITA dengan melibatkan 10 personel. Hingga pukul 12.35 WITA, pencarian awal masih nihil. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menegaskan, pencarian tetap dilakukan sesuai SOP 6×24 jam dan akan dilanjutkan jika pihak keluarga meminta.

Pengungsian Warga

BPBD Bali mencatat 562 warga mengungsi akibat banjir. Para pengungsi menempati fasilitas umum seperti sekolah, balai desa, musala, dan banjar sebagai pos pengungsian sementara. Total titik banjir yang tercatat mencapai lebih dari 120 lokasi di tujuh kabupaten/kota. Kota Denpasar menjadi wilayah dengan titik banjir terbanyak, yaitu 81 lokasi. Kabupaten Gianyar terdampak di 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan 8 titik, Karangasem dan Jembrana masing-masing 4 titik, serta Klungkung memengaruhi Kecamatan Dawan.

Sementara tanah longsor tercatat sebanyak 12 titik di Kabupaten Karangasem, 5 titik di Gianyar, dan 1 titik di Badung. Petugas gabungan dari BPBD dan BNPB terus menangani situasi darurat dengan evakuasi, pencarian korban, serta pengendalian banjir dan tanah longsor.

Status Darurat dan Bantuan

Letjen TNI Suharyanto menambahkan, status darurat telah ditetapkan selama satu minggu. Selama periode ini, pemerintah menjamin kebutuhan warga terdampak akan terpenuhi. Bantuan mencakup perbaikan rumah rusak, bantuan tunai untuk rumah yang rusak ringan hingga berat, serta perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan. Bantuan rumah meliputi Rp 15 juta untuk rusak ringan, Rp 30 juta untuk rusak sedang, dan skema perbaikan rumah berat menyesuaikan.

BNPB memberikan bantuan logistik berupa 200 selimut, 200 matras, 300 paket sembako, 50 tenda keluarga, 2 tenda pengungsi, 1 unit perahu karet, serta 3 unit pompa air.

Kerugian Materiil

Banjir dan tanah longsor juga menimbulkan kerugian materiil yang signifikan. Data sementara menunjukkan kerugian total pedagang Pasar Kumbasari, Pasar Badung, dan Graha Yoana Suci (GYS) mencapai Rp 13.699.820.000. Kerugian dari pihak Perumda Pasar mencapai Rp 13.977.000.000. Rinciannya mencakup kendaraan dinas yang rusak, inventaris pasar, panel listrik, dan stok barang.

Prasarana Pasar Kumbasari diperkirakan mengalami kerugian Rp 1,1 miliar, Pasar Badung Rp 1,45 miliar, panel listrik antara Rp 900 juta (bisa diperbaiki) hingga Rp 11 miliar (jika diganti baru), dan stok barang Sewakajaya senilai Rp 100 juta.

Petugas gabungan terus berupaya menangani bencana dengan cepat, memulihkan infrastruktur, dan memastikan pengungsi menerima bantuan secara maksimal. Pemerintah daerah bersama BNPB dan BPBD Provinsi Bali berkomitmen mempercepat proses pemulihan agar masyarakat terdampak dapat kembali beraktivitas dengan aman.

nita mantan steamer