Tragedi Ponpes Sidoarjo: 66 Tewas, Puluhan Santri Masih Tertimbun

beritakecelakaan.com – Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB, bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Desa Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk saat para santri tengah melaksanakan salat Asar berjemaah. Bangunan tiga lantai tersebut baru saja selesai pengecoran lantai atas pada malam sebelumnya. Kejadian ini mengejutkan warga sekitar yang mendengar suara gemuruh disertai getaran seperti gempa. Menurut Munir, Ketua RT 7 RW 3 Buduran, “Habis jemaah Asar, sekitar jam tiga, terdengar suara gemuruh dan ada getaran seperti gempa. Ternyata musala pondok ambruk.”

Proses Evakuasi dan Korban Tewas

Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan segera melakukan evakuasi. Hingga 7 Oktober 2025, tercatat 66 korban meninggal dunia, termasuk 7 body part. Selain itu, 104 santri berhasil diselamatkan. Proses evakuasi dan pembersihan puing masih berlangsung selama 24 jam. Petugas fokus membersihkan puing di sisi utara bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama.

Identifikasi Korban

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur telah mengidentifikasi 48 jenazah dari 67 kantong jenazah yang diterima di RS Bhayangkara Surabaya. Korban termuda yang teridentifikasi berusia 12 tahun. Proses identifikasi melibatkan pemeriksaan medis dan tes DNA untuk memastikan identitas korban.

Dugaan Penyebab Ambruknya Bangunan

Penyebab ambruknya bangunan diduga akibat fondasi yang tidak kuat. Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, menyatakan bahwa “Diduga fondasi tidak kuat sehingga bangunan dari lantai empat runtuh hingga lantai dasar.” Arsitek sekaligus dosen Binus University, Denny Setiawan, menambahkan bahwa perlu dilakukan pengecekan terhadap kelayakan struktur, keterlibatan tenaga ahli, dan metode pembangunan yang digunakan.

Tragedi ini menegaskan pentingnya standar konstruksi ketat dan pengawasan menyeluruh pada pembangunan fasilitas pendidikan berkapasitas besar. Pihak berwenang berjanji akan menyelidiki lebih lanjut dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

nita mantan steamer