Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Kereta di Mranggen, Warga Tersentuh untuk Tingkatkan Keselamatan Rel

Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Kereta di Mranggen, Warga Tersentuh untuk Tingkatkan Keselamatan Rel

beritakecelakaan.com – Senin, 1 September 2025, sekitar pukul 11.20 WIB, suasana tenang di Desa Kembangarum, Kecamatan Mranggen, mendadak berubah mencekam. Sebuah kereta api melintas, dan beberapa saat kemudian warga menemukan seorang pria tergeletak dalam kondisi mengenaskan di dekat rel. Polisi segera datang dan langsung mengamankan lokasi, sekaligus memimpin evakuasi jenazah dengan penuh kehati-hatian.

Proses Identifikasi yang Penuh Tantangan

Kondisi tubuh korban yang hancur membuat petugas sulit mengenali identitasnya. Namun, titik terang muncul ketika seorang warga Desa Sidorejo, Kecamatan Karangawen, menonton rekaman CCTV yang merekam pergerakan korban sebelum kejadian. Warga tersebut merasa mengenali sosok itu dan segera melapor ke aparat. Polisi lalu memverifikasi informasi tersebut dengan keluarga. Dari keterangan keluarga, diketahui bahwa korban memang anggota keluarga mereka dan memiliki riwayat gangguan jiwa. Fakta ini membantu polisi memahami latar belakang korban, meskipun misteri penyebab keberadaannya di rel tetap tersisa.

Misteri di Balik Kejadian: Sengaja atau Tersesat?

Hingga kini, polisi masih kesulitan menentukan apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ada saksi mata langsung yang melihat detik-detik korban tertabrak, kecuali masinis kereta yang melintas. Masinis hanya mengetahui adanya tabrakan, tanpa detail bagaimana korban berada di jalur. Karena itu, polisi terus menggali bukti. Mereka memeriksa tambahan rekaman CCTV di sekitar lokasi, mengumpulkan keterangan warga, dan menelusuri jejak langkah terakhir korban. Polisi ingin memastikan apakah korban sengaja berjalan di rel atau hanya tersesat tanpa menyadari ancaman besar di depannya.

Seruan Lokal untuk Keselamatan Perlintasan KA

Tragedi ini mengusik hati masyarakat sekitar. Mereka menilai perlintasan tanpa palang pintu di pedesaan sering kali menimbulkan risiko tinggi, apalagi bagi kelompok rentan. Warga bersama aparat desa berencana memasang tanda peringatan, rambu keselamatan, serta lampu peringatan di lokasi rawan. Selain itu, mereka juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar rel, khususnya bagi keluarga yang memiliki anggota dengan kondisi kesehatan mental. Edukasi dan kesadaran kolektif dianggap sangat penting agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kecelakaan di Mranggen ini bukan hanya tragedi bagi keluarga korban, tetapi juga peringatan keras bagi semua pihak. Rel kereta api bukan sekadar lintasan besi, melainkan jalur berbahaya yang menuntut kewaspadaan penuh. Masyarakat perlu menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk meningkatkan kepedulian, memperkuat pengawasan keluarga, serta menuntut perbaikan infrastruktur keselamatan di perlintasan rawan.