Dua Siswi SD Bulukumba Tewas Tenggelam Saat Bermain di Sungai Pangalloang

Dua Siswi SD Bulukumba Tewas Tenggelam Saat Bermain di Sungai Pangalloang

beritakecelakaan.com – Tragedi menimpa dua siswi kelas VI SD bernama St Nur Aistah dan Ainun Mutmainnah. Keduanya kehilangan nyawa setelah tenggelam di Sungai Pangalloang, Desa Pangalloang, Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba, Sulawesi Selatan, pada Rabu (20 Agustus 2025) sekitar pukul 16.00 WITA. Saat itu, mereka asyik bermain air bersama dua teman sebaya.

Detik-Detik Kejadian

Empat anak memutuskan mandi di sungai yang terlihat dangkal dan tenang. Kedalaman sungai hanya sekitar 1–2 meter, namun kondisi itu justru menipu. Gelombang kecil dan arus samar membuat dua anak tergelincir lalu tenggelam. Dua teman mereka mencoba meminta bantuan, tetapi tidak mampu menolong. Situasi bermain yang awalnya menyenangkan berubah menjadi duka mendalam.

Upaya Penyelamatan oleh BPBD Bulukumba

Setelah salat Ashar, warga melaporkan kejadian ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulukumba. Tim Reaksi Cepat (TRC) segera bergerak menuju lokasi. Mereka menyisir area sungai dan akhirnya menemukan tubuh kedua korban di kedalaman air. Tim langsung membawa kedua anak ke Puskesmas Bontobangun. Petugas medis mencoba memberi penanganan, namun nyawa keduanya tidak tertolong. Keluarga pun menerima kabar duka yang sangat mengguncang.

Sungai yang Tampak Tenang, Namun Menyimpan Bahaya

Sungai Pangalloang tampak aman bagi anak-anak, padahal arus samar di kedalaman 1–2 meter bisa sangat berbahaya. Anak-anak yang tidak memahami bahaya tersebut mudah tergelincir dan kehilangan kendali. Keluarga korban merasa terpukul karena permainan sederhana berubah menjadi tragedi. Kejadian ini membuktikan bahwa tempat yang terlihat sepele bisa menyimpan risiko besar bila tidak ada pengawasan.

Pelajaran dari Tragedi untuk Semua Pihak

Peristiwa ini memberi pelajaran penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat. Anak-anak harus selalu diawasi saat bermain di dekat air. Orang tua sebaiknya membatasi area bermain anak dan mengajarkan mereka tentang bahaya sungai, bahkan jika air terlihat dangkal. Sekolah juga bisa berperan dengan memberikan edukasi tentang keselamatan di lingkungan air.

Pemerintah daerah dan pihak berwenang perlu bertindak cepat. Pemasangan rambu peringatan di titik rawan bisa membantu mencegah kejadian serupa. Sosialisasi tentang bahaya bermain di sungai juga harus diperluas, baik melalui sekolah maupun komunitas. Dengan langkah bersama, tragedi serupa bisa dihindari, dan keselamatan anak-anak dapat lebih terjaga.

nita mantan steamer