Bus Trans Semarang Alami Kecelakaan Tunggal di Mijen, Tak Ada Korban Jiwa
beritakecelakaan.com – Di kawasan Mijen, Kota Semarang, sebuah armada Trans Semarang mengalami kecelakaan tunggal pada Jumat sore. Insiden ini menimbulkan kerusakan material namun tidak memakan korban jiwa.
Detail Kejadian & Kronologi
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 15.53 WIB tepat di depan Toko Sinar Gadai Permai, Jalan RM Hadi Soebeno, Mijen. Bus Trans Semarang Koridor IV.015 melaju tanpa penumpang karena sedang dalam tahap uji coba pasca perbaikan besar. Sumber mengatakan bus baru selesai perawatan selama dua minggu di bengkel (turun mesin).
Bus melaju dari arah Pasar Mijen menuju BSB City ketika sistem pengereman tiba-tiba bermasalah. Sopir kehilangan kendali, lalu bus menabrak ruko dan sejumlah kendaraan yang berada di sekitar lokasi. Kepala BLU UPTD Trans Semarang, Haris Setyo Yunanto, memastikan bahwa insiden ini hanya merugikan dari sisi properti — “tidak ada korban, hanya kerusakan materiil,” ujarnya.
Dampak & Penanganan Awal
Bagian depan bus mengalami kerusakan parah setelah menghantam bangunan. Motor pegawai rumah gadai yang terparkir di bagian depan ruko ringsek akibat hantaman itu. Namun ruko yang menjadi sasaran tabrakannya hanya mengalami kerusakan ringan di terasnya, belum sampai merusak bangunan dalam.
Kendati demikian, pengelola Trans Semarang menyatakan akan lakukan komunikasi dengan pemilik ruko dan pemilik kendaraan yang mengalami kerugian agar nilai kerusakan dapat diganti. Selain itu, evaluasi teknis akan menjadi prioritas agar kejadian serupa tidak terulang.
Haris menyebut bahwa operator dan pihak bengkel akan mendapatkan teguran atas kelalaian yang terjadi. Ia mengungkap bahwa tindakan evaluasi dan investigasi akan dilakukan segera untuk mencari akar masalah teknis pada bus.
Pelajaran & Rekomendasi Ke Depan
Insiden ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan fungsi teknis setelah perawatan besar, terutama sistem pengereman. Uji coba tanpa penumpang memang standar untuk memastikan perubahan bekerja normal, tetapi keandalan rem tidak boleh dikompromikan.
Manajemen operasional transportasi publik harus menerapkan protokol pengecekan pasca-reparasi secara ketat. Setiap armada yang selesai servis harus melewati uji rem, uji beban, dan uji operasional di lintasan kosong sebelum kembali beroperasi.
Komunikasi cepat dengan warga terdampak juga krusial agar kerugian properti tidak menimbulkan kesan pengabaian dari pihak operator. Keterbukaan dan kompensasi yang adil akan membantu menjaga kepercayaan publik.