Santai di Teras Rumah, Nenek Jumroh Hampir Tewas Tertimpa Rumahnya Sendiri Setelah Hujan Deras

beritakecelakaan.com – Bumiayu, Brebes – Curah hujan tinggi yang disertai angin kencang melanda Desa Pruwatan, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, sejak Rabu (10/9/2025) hingga Kamis (11/9/2025) pagi. Dampaknya, rumah milik lansia roboh dan menimpa Jumroh (72) saat ia duduk di teras.

Warga segera mengevakuasi korban yang mengalami luka di kepala dan bahu. Mereka membawa Jumroh ke Puskesmas Pembantu Pruwatan untuk mendapatkan perawatan medis. Material rumah yang rusak menimbulkan kerugian materi cukup besar.

Budi Sujatmiko, Koordinator Pos BPBD Bumiayu, menjelaskan bahwa hujan intensitas tinggi berlangsung sejak pukul 17.00 WIB pada Rabu hingga 07.00 WIB Kamis. Akibatnya, dinding dan atap rumah milik Rodinah (66) dengan ukuran 4 x 10 meter roboh. Material rumah menimpa Jumroh, yang kemudian dilarikan ke puskesmas Kaliwadas.

Untuk mencegah bahaya tambahan, petugas BPBD meminta PLN memutus aliran listrik di lokasi. Satgas BPBD bersama relawan dan masyarakat memindahkan perabotan ke tempat aman, membongkar atap dan sebagian dinding, serta menutup rumah sementara dengan terpal.

Budi menekankan agar warga selalu waspada saat cuaca ekstrem, baik di dalam maupun di luar rumah. Rodinah sendiri mengaku pasrah, meski rumahnya memang sudah rapuh. Kepala Desa Pruwatan, Rasiman, memperkirakan kerugian mencapai Rp50 juta dan menyatakan akan membantu perbaikan melalui anggaran bencana alam.

Lansia di Jombang Hidup Dalam Keterbatasan

Nasib serupa dialami Paimah, seorang lansia berusia lebih dari 70 tahun di Desa Pulo Lor, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ia tinggal di rumah bambu tua yang hampir roboh. Bangunan sederhana itu berdiri di atas tanah desa yang disewakan pemerintah.

Kondisi Paimah menarik perhatian Direktur Lingkar Masyarakat untuk Indonesia (LinK) Jombang, Aan Anshori. Menurutnya, masih banyak lansia menghadapi kehidupan serupa, meski anggaran kabupaten mencapai hampir Rp3 triliun per tahun. Data LinK menunjukkan jumlah lansia di Jombang berusia 65–69 tahun sekitar 51.690 jiwa, usia 70–74 tahun 33.170 jiwa, dan usia di atas 75 tahun 43.400 jiwa.

Aan menyoroti kesenjangan sosial yang nyata antara kehidupan pejabat daerah dan masyarakat miskin. Ia mengkritik alokasi anggaran untuk fasilitas pejabat, sementara lansia miskin masih tinggal dalam kondisi memprihatinkan. Ia menyerukan pembangunan rumah khusus lansia yang bisa diakses masyarakat umum.

Ketimpangan Sosial Terlihat Jelas

Kehidupan sehari-hari Paimah penuh keterbatasan. Ia bertahan hidup dari belas kasihan tetangga dan bantuan orang yang lewat. Enam tahun lalu, ia menjual rumah dan tanahnya untuk biaya pengobatan suami, yang akhirnya meninggal. Sejak itu, ia tinggal sendiri bersama cucunya yang diasuh setelah anaknya menyerahkan tanggung jawab.

Meskipun tercatat sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dengan bantuan Rp600 ribu per periode, uang tersebut hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan sekolah cucunya. Di sisi lain, pejabat daerah seperti Bupati, Wakil Bupati, dan Sekda Jombang menikmati fasilitas mewah dari APBD 2025. Ketua DPRD Jombang menerima tunjangan Rp37,9 juta per bulan, Wakil Ketua Rp26,6 juta, dan anggota DPRD Rp18,8 juta. Tunjangan transportasi juga mencapai Rp13,5 juta per bulan bagi anggota DPRD.

Perbedaan mencolok ini menunjukkan ketidakadilan sosial yang memprihatinkan. Warga miskin masih berjuang untuk kebutuhan dasar, sementara sebagian pejabat menikmati fasilitas fantastis. Aan menekankan, alokasi anggaran seharusnya memprioritaskan kesejahteraan lansia dan masyarakat kurang mampu, bukan sekadar pembangunan simbolik seperti tugu atau gapura.

Upaya Pemerintah dan Perlunya Kesadaran Masyarakat

Kasus robohnya rumah lansia di Brebes dan kondisi Paimah di Jombang menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat. BPBD, aparat desa, dan relawan aktif melakukan evakuasi, membongkar material berbahaya, serta menyalurkan bantuan darurat.

Sementara itu, Direktur LinK Jombang meminta pemerintah daerah memperhatikan lansia melalui program rumah layak huni, terutama untuk mereka yang hidup sendiri dan tidak memiliki keluarga mampu. Ia menekankan perlunya alokasi anggaran yang lebih bijak, sehingga bantuan sampai pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

Masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan saat cuaca ekstrem, memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal, serta saling membantu lansia dan warga rentan lainnya. Kesadaran kolektif menjadi kunci mencegah korban jiwa dan kerugian lebih besar.

 

Berita virallainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews beritakecelakaan.com

nita mantan steamer