Isi Surat Istri Arya Daru, Minta Prabowo Menyelesaikan Kasus Kematian Suaminya, Lelah Mengalami Depresi

 

Kekecewaan Istri Diplomat Arya Daru Suaminya Punya Wanita Lain, Alami Depresi: Merasa Tidak Berharga - Tribunnewsbogor.com

beritakecelakaan.com -Jakarta – Meta Ayu Puspitantri (38), istri almarhum diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (39), akhirnya muncul ke publik. Ia mengirimkan surat resmi kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk meminta bantuan mengungkap misteri kematian suaminya. Arya Daru ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di indekos kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025.

Surat itu dikirim melalui kuasa hukum Meta, Nicholay Aprilindo dan Dwi Librianto, pada Rabu (27/8/2025) dan diterima oleh anggota polisi Briptu Bagas. Surat bernomor 46/R/VIII/2025 ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri. Meta menegaskan bahwa ia adalah istri tunggal Arya Daru yang ditemukan meninggal dunia di Guest House Gondia, Kamar 105, Jalan Gondangdia Kecil, Nomor 22, Kelurahan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Berdasarkan pemeriksaan ahli, temuan barang bukti baru pada 28 Juli 2025, dan pengumuman otopsi pada 29 Juli 2025, polisi menyimpulkan kematian Arya akibat tenggelam. Pihak kepolisian menegaskan bahwa kematian itu bukan hasil kejahatan, melainkan akibat lakban yang mengelilingi wajah almarhum. Meta menilai kesimpulan itu prematur dan tidak meyakinkan.

Meta Pita Masih Depresi dan Syok

Kuasa hukum keluarga Arya, Dwi Librianto, mengungkap kondisi Meta yang masih depresi. Ia menyatakan bahwa Meta belum mampu tampil ke publik karena masih sangat terkejut dan syok. Meta merasa terpukul ketika mengetahui adanya pihak lain yang dekat dengan suaminya, meski hanya sebatas rekan kerja.

“Meta merasa dirinya tidak lagi berharga. Ia sangat terpukul, sedih, dan kecewa,” ungkap Dwi. Ia menambahkan bahwa Meta sangat kecewa terhadap Arya, yang selama ini dikenal sebagai sosok family man. Meta mengaku mengenal sosok Vara karena Arya sering menceritakan rekan kerja tersebut. Meta memahami bahwa Vara dan Dion bukan sosok asing, melainkan bagian dari lingkaran kerja Arya.

Dalam konferensi pers, Kombes Pol Wira Satya Triputra menegaskan bahwa pihaknya telah memeriksa saksi Vara. Namun, hubungan Arya dengan Vara tetap bersifat privasi. Polisi juga menemukan alat kontrasepsi di dua lokasi, yaitu di kamar Arya dan di tas selempang lantai 12, meskipun tujuan penggunaannya masih dalam penyelidikan.

Chat Terakhir Arya Daru: Salah Kirim Pesan

Pesan terakhir Arya Daru kepada istrinya tampak misterius. Ia mengirim chat dengan panggilan “Ay” pada pukul 21.17 WIB, yang tampaknya bukan ditujukan kepada Meta. Meta merespons dengan kaget, menanyakan maksud pesan itu. Arya tidak menjawab, sehingga Meta mencoba menelepon pada pukul 21.20 WIB, namun tidak tersambung.

Meta kembali mengirim pesan pada pukul 21.25 WIB, tetapi hanya centang satu, alias tidak terkirim. Ia bahkan mengirim pesan suara selama enam detik pada pukul 21.53 WIB. Berdasarkan rekaman CCTV, Arya terlihat di Grand Indonesia pada pukul 21.18 WIB seorang diri menunggu taksi. Sebelumnya, ia terekam bersama Vara dan Dion di lokasi yang sama. Namun, Arya kemudian pulang sendirian menggunakan taksi Blue Bird pada pukul 21.21 WIB, sementara Vara dan Dion tidak bersamanya.

Percakapan terakhir Arya dengan Meta juga mengungkapkan interaksi singkat terkait pekerjaan dan orang lain yang dipanggil Arya “Pak Sam”. Arya sempat menulis, “Udh gatot tadi dramaku sama Pak Sam,” pada pukul 21.16 WIB. Meta merespons agar Arya beristirahat dan memastikan keadaan baik-baik saja. Arya membalas singkat, menjelaskan hanya curhat tentang pekerjaan.

Meta Ajukan Permohonan Resmi ke Kapolri

Meta melalui kuasa hukumnya meminta Kapolri menindaklanjuti kasus ini dengan penyelidikan transparan dan menyeluruh. Surat permohonan menyoroti metode kematian Arya yang tidak lazim, prematurnya kesimpulan polisi, dan tidak adanya pesan pribadi yang biasanya dikirim Arya dalam kondisi tertentu. Meta juga menekankan bahwa hingga kini ia belum menerima penjelasan tertulis mengenai perkembangan penyelidikan sejak 29 Juli 2025.

Mayor TNI (Purn) Marwan Iswandi, pengacara keluarga Arya, menegaskan pentingnya keterlibatan Kapolri langsung. “Proses penyelidikan harus transparan dan seluruh pihak terkait perlu diperiksa secara seksama,” kata Marwan. Keluarga Arya berencana mengunjungi Mabes Polri di Jakarta Selatan untuk memastikan kasus ini mendapat perhatian serius.

nita mantan steamer