Pembunuh Charlie Kirk Masih Dicari, FBI Memperluas Penyelidikan ke Hari Ketiga
beritakecelakaan.com –Penangkapan pelaku penembakan aktivis konservatif Charlie Kirk memasuki hari ketiga, namun aparat kepolisian dan FBI belum menetapkan tersangka resmi. Hingga kini, pihak berwenang terus memperluas penyelidikan dan meningkatkan pencarian di sekitar Utah Valley University (UVU), lokasi terjadinya penembakan.
Charlie Kirk, pendiri organisasi Turning Point USA, tewas ditembak pada Rabu, 10 September 2025, saat menjadi pembicara dalam acara “The American Comeback Tour” di kampus UVU, Orem, Utah. Ia terkena satu tembakan di leher yang diduga ditembakkan dari jarak jauh, kemungkinan dari atap Gedung Losee Center.
Pada Jumat malam waktu setempat, FBI merilis sejumlah gambar dari rekaman CCTV yang menunjukkan sosok pria yang diduga sebagai pelaku. Pria itu mengenakan pakaian gelap, topi baseball, kaus lengan panjang motif bendera Amerika, kacamata hitam, dan membawa ransel hitam. Sepatu Converse biru juga terlihat, tetapi kualitas gambar yang buram menyulitkan identifikasi lebih lanjut.
“Siapa pun yang mengenali pria dalam gambar ini diharapkan segera menghubungi hotline FBI. Informasi sekecil apa pun bisa sangat membantu penyelidikan,” kata Direktur FBI, Kash Patel, dalam konferensi pers, Jumat (12/9/2025). FBI juga menawarkan hadiah 100.000 dolar AS atau sekitar 1,6 miliar rupiah bagi siapa pun yang memberikan informasi yang dapat mengarah pada penangkapan pelaku.
Polisi Temukan Senjata dan Bukti di Lokasi Kejadian
Tim investigasi menemukan sebuah senapan bolt-action berkekuatan tinggi yang diduga digunakan dalam penembakan. Senjata itu ditemukan di semak-semak dekat Gedung Losee Center. Aparat juga mengamankan jejak kaki dan sidik jari dari lokasi kejadian untuk dianalisis lebih lanjut oleh tim forensik FBI.
Sumber kepolisian menyebut posisi tembakan menunjukkan pelaku melakukan aksinya dari ketinggian, kemungkinan menggunakan teropong atau scope untuk membidik target. Beberapa individu sempat diperiksa sebagai orang yang menjadi perhatian, namun semuanya dibebaskan karena tidak ada bukti yang menghubungkan mereka langsung dengan kasus ini.
“Kami mengumpulkan fakta dan bukti yang sah secara hukum. Sampai saat ini, belum ada penetapan tersangka resmi,” ujar Direktur FBI Kash Patel. Pihak berwenang juga memverifikasi laporan warga yang melihat sosok mencurigakan di sekitar kampus beberapa jam sebelum insiden.
Motif Politik Diduga Menjadi Latar Belakang
Meskipun pihak berwenang belum mengumumkan motif resmi penembakan, banyak pihak menduga insiden ini terkait politik. Charlie Kirk dikenal vokal dalam membela nilai-nilai konservatif dan mendukung pemerintahan Donald Trump. Sebagai pendiri Turning Point USA, Kirk aktif mengadvokasi ideologi sayap kanan, terutama di kampus-kampus dan kalangan generasi muda.
Presiden AS Donald Trump mengecam aksi tersebut, menyatakan, “Charlie Kirk adalah suara kuat generasi muda konservatif. Serangan ini bukan hanya terhadap dia, tetapi terhadap kebebasan berbicara itu sendiri.” Trump juga memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang selama tiga hari.
Insiden ini memicu reaksi luas dari berbagai kalangan, termasuk pendukung dan lawan politik Kirk. Universitas UVU memperketat keamanan kampus dan menutup sejumlah akses untuk keperluan investigasi. Sementara itu, kelompok pro-konservatif menyerukan agar aparat segera menemukan pelaku dan membawanya ke pengadilan, sambil mengingatkan potensi ancaman terhadap tokoh publik lainnya.
Pencarian Pelaku Masih Berlanjut
Hingga hari ketiga setelah kejadian, tersangka penembakan Charlie Kirk masih buron. FBI dan kepolisian memperluas pencarian, termasuk kemungkinan pelaku melarikan diri ke luar negara bagian. Dengan rilis ciri-ciri tersangka dan hadiah besar yang ditawarkan, pihak berwenang berharap masyarakat dapat membantu mempercepat penangkapan.
Sementara itu, keluarga Kirk, komunitas konservatif, dan masyarakat luas menantikan keadilan ditegakkan bagi tokoh muda yang dikenal vokal menyuarakan ideologi sayap kanan. Investigasi terus berlangsung, bukti dikumpulkan, dan pihak berwenang memastikan penyelidikan dilakukan secara menyeluruh agar pelaku dapat segera ditangkap dan diadili.***